20 Pantun Tentang Toleransi dan Keberagaman Suku Bangsa

Kumpulan 20 pantun tentang toleransi dan keberagaman suku bangsa Indonesia. Mari rayakan indahnya perbedaan & perkuat persatuan dengan sastra yang menyentuh.

Jul 15, 2025 - 14:31
Jul 23, 2025 - 14:32
 1
20 Pantun Tentang Toleransi dan Keberagaman Suku Bangsa
Pantun Tentang Toleransi dan Keberagaman Suku Bangsa

Pernahkah Anda duduk di sebuah warung dan memesan sepiring gado-gado? Ada lontong yang lembut, tahu yang gurih, tauge yang renyah, dan kangkung yang segar. Semua bahan itu berbeda, punya tekstur dan rasa masing-masing. Namun, ketika disiram dengan bumbu kacang yang legit dan diaduk menjadi satu, mereka menciptakan sebuah harmoni rasa yang luar biasa nikmat.

Tahukah Anda? Indonesia adalah sepiring gado-gado raksasa yang paling lezat di dunia.

Dari Sabang sampai Merauke, kita adalah mozaik yang tersusun dari lebih dari 1.300 suku bangsa. Ada orang Aceh dengan tari Saman-nya yang energik, orang Batak dengan lantunan suaranya yang menggelegar, orang Jawa dengan falsafah hidupnya yang mendalam, orang Dayak dengan tato-tatonya yang sarat makna, hingga orang Asmat dengan ukiran kayunya yang magis.

Perbedaan ini, sayangnya, terkadang dipandang sebagai bibit perpecahan. Padahal, para pendiri bangsa telah mewariskan kita sebuah resep rahasia yang jauh lebih ampuh dari sekadar bumbu gado-gado. Resep itu terangkum dalam tiga kata sakti: Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda, tetapi tetap satu jua.

Namun, bagaimana cara kita terus merawat "rasa" persatuan ini di tengah hiruk pikuk zaman? Jawabannya bisa kita temukan dalam salah satu warisan budaya kita yang paling merakyat: Pantun.

Pantun adalah jembatan. Dengan sampiran dan isi, ia menghubungkan hal-hal yang tampaknya tak berhubungan menjadi satu kesatuan yang indah. Sama seperti Indonesia, pantun mengajarkan kita bahwa perbedaan bisa berpadu dalam harmoni.

Mari, kita selami bersama 20 pantun tentang toleransi dan keberagaman ini, sebagai pengingat betapa indahnya menjadi Indonesia.

Kelompok 1: Indahnya Perbedaan dalam Satu Bingkai

Perbedaan adalah anugerah. Seperti pelangi yang tak akan indah jika hanya satu warna, Indonesia pun tak akan istimewa jika seragam. Pantun-pantun ini merayakan keunikan setiap budaya sebagai bagian dari kekayaan kita bersama.

  1. Rumah Gadang atapnya runcing,
    Rumah Honai bentuknya bundar.
    Walau adat kita tak sama persis,
    Semangat persatuan terus berkobar.

  2. Makan pempek dengan cuko pedas,
    Makan gudeg rasanya manis.
    Berbeda selera sudahlah jelas,
    Jangan sampai hubungan terkikis.

  3. Kain songket ditenun rapat,
    Batik dilukis dengan canting.
    Mari jalin tali sahabat,
    Saling menghargai itu yang penting.

  4. Tari Kecak dari Pulau Bali,
    Tari Tor-tor dari Sumatra Utara.
    Indah nian budaya negeri,
    Milik bersama se-Nusantara.

  5. Gadis Sunda memakai kebaya,
    Pemuda Papua dengan koteka.
    Itulah ragam Indonesia Raya,
    Anugerah Tuhan untuk kita semua.

Kelompok 2: Saling Sapa, Saling Jaga, Saling Cinta

Toleransi bukan sekadar diam dan tidak mengganggu. Toleransi adalah tindakan aktif untuk saling mengenal, menyapa, dan menjaga. Ia adalah senyuman kepada tetangga yang berbeda keyakinan, atau uluran tangan saat ada yang kesusahan tanpa bertanya apa sukunya.

  1. Anak Melayu memasang lukah,
    Mencari ikan di pinggir kali.
    Jika tetangga dapat musibah,
    Ayo bantu dengan sepenuh hati.

  2. Pergi ke pasar di hari Sabtu,
    Beli rambutan juga kelapa.
    Walau berbeda bahasa dan suku,
    Janganlah lupa saling menyapa.

  3. Pohon sagu tumbuh di rawa,
    Diambil patinya untuk dimakan.
    Janganlah ada prasangka di jiwa,
    Kawan sejati tak pandang perbedaan.

  4. Melihat bulan di malam hari,
    Sinarnya terang sungguh memesona.
    Mari kita saling mengerti,
    Agar hidup rukun dan sentosa.

  5. Sungguh merdu suara seruling,
    Ditiup gembala di atas bukit.
    Jika ada yang salah jangan saling tuding,
    Mari bicara dari hati ke hati.

Kelompok 3: Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa

Di tengah keragaman yang memukau, ada benang merah yang mengikat kita semua menjadi satu. Bendera Merah Putih yang sama, lagu kebangsaan yang sama, dan bahasa persatuan yang sama. Inilah jangkar yang menjaga kapal besar bernama Indonesia agar tak terombang-ambing. Semangat inilah yang menjadi esensi sejati dari Bhinneka Tunggal Ika.

  1. Bunga cempaka harum baunya,
    Tumbuh subur di halaman rumah.
    Beratus bahasa yang kita punya,
    Satu Bahasa Indonesia pemersatu kita.

  2. Ombak berdebur di tepi pantai,
    Kapal berlayar menuju seberang.
    Dari Rote hingga Miangas kita dirangkai,
    Di bawah naungan Merah Putih yang terbentang.

  3. Membeli paku di toko bangunan,
    Paku dipakai untuk memahat.
    Walau berbeda pandangan dan golongan,
    Untuk Indonesia kita harus satu suara.

  4. Minum kopi di pagi cerah,
    Sambil makan sepotong roti.
    Tumpah darahku satu, Tanah Air Indonesia,
    Tempatku lahir dan tempatku mati.

  5. Angin sepoi meniup ilalang,
    Terasa sejuk di waktu petang.
    Jangan biarkan persatuan hilang,
    Demi masa depan bangsa yang cemerlang.

Kekuatan dalam persatuan ini adalah sebuah konsep luhur yang juga dijelajahi dengan indah dalam 12 Pantun Kebhinekaan yang Menggambarkan Keberagaman, yang bisa menjadi bacaan pelengkap untuk semakin memahami kekayaan kita.

Kelompok 4: Pesan Damai untuk Generasi Nanti

Toleransi bukanlah warisan yang bisa habis, melainkan api yang harus terus dijaga agar tetap menyala dari generasi ke generasi. Pantun-pantun ini adalah pesan dan doa, agar anak cucu kita kelak tetap hidup dalam Indonesia yang damai dan saling menghargai.

  1. Anak kecil bermain gasing,
    Berputar-putar di atas tanah.
    Ajarkan mereka untuk saling mengasihi,
    Agar tak ada lagi benci dan fitnah.

  2. Menanam padi di tanah basah,
    Tumbuh menjadi bulir keemasan.
    Tanamkan damai, buang resah,
    Untuk masa depan anak wariskan.

  3. Burung dara terbang berpasangan,
    Mencari sarang di pucuk cemara.
    Jadikan perbedaan sebagai pegangan tangan,
    Bukan sebagai pedang pembuat lara.

  4. Membaca buku membuka jendela,
    Melihat dunia yang luas terbentang.
    Kenali budayamu, pelajari budaya lainnya,
    Agar pikiran terbuka dan hati pun lapang.

  5. Dari mana datangnya cinta?
    Dari mata turun ke hati.
    Dari mana datangnya persatuan kita?
    Dari kesadaran untuk saling menghormati.

Menghidupkan Pantun dalam Keseharian

Pantun-pantun ini akan menjadi lebih bermakna jika semangatnya kita terapkan dalam kehidupan nyata. Caranya tidak sulit, kok:

  • Wisata Kuliner Nusantara: Coba cicipi masakan dari daerah lain yang belum pernah Anda coba.

  • Belajar Bahasa Daerah: Pelajari beberapa kata sapaan dasar dari suku lain. Ucapkan "Horas!", "Sugeng enjang", atau "Sampurasun" dengan senyuman.

  • Tontonan Budaya: Ajak keluarga menonton pertunjukan seni atau film yang mengangkat budaya daerah lain.

  • Ikuti Media Sosial Positif: Banyak akun yang secara khusus mempromosikan keindahan budaya dan toleransi di Indonesia. Ikuti mereka untuk menambah wawasan.

Pada akhirnya, merawat toleransi itu seperti merawat sebuah taman. Kita harus rajin menyiraminya dengan pengertian, memberinya pupuk dengan rasa hormat, dan mencabuti rumput liar kebencian.

Semoga kumpulan pantun ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga pengingat lembut bahwa kita adalah bagian dari sebuah mahakarya bernama Indonesia. Sebuah "gado-gado" raksasa yang akan selalu nikmat justru karena keberagamannya.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0