Cara Membuat Pantun 4 Baris yang Baik dan Benar (Untuk Pemula)

Belajar cara membuat pantun 4 baris dengan mudah! Panduan lengkap untuk pemula ini membahas struktur, sajak A-B-A-B, dan tips praktis. Yuk, coba!

Jul 21, 2025 - 08:57
Jul 27, 2025 - 08:57
 1
Cara Membuat Pantun 4 Baris yang Baik dan Benar (Untuk Pemula)
Cara Membuat Pantun 4 Baris

Pernahkah Anda mendapat tugas sekolah untuk membuat pantun, lalu bingung harus mulai dari mana? Atau mungkin Anda sekadar penasaran dengan salah satu warisan sastra lisan paling populer di Indonesia ini? Tenang, Anda tidak sendirian. Membuat pantun sering kali terasa sulit bagi pemula, padahal kuncinya ada pada pemahaman struktur dan aturan dasarnya.

Kabar baiknya, membuat pantun adalah sebuah keterampilan yang bisa dipelajari. Ini bukan sihir, melainkan seni merangkai kata yang memiliki pola jelas.

Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas cara membuat pantun 4 baris dari nol. Panduan ini dirancang khusus untuk pemula, dengan bahasa yang sederhana dan langkah-langkah praktis. Mari kita mulai perjalanan ini dan buktikan bahwa Anda juga bisa menjadi seorang "pemantun"!

Apa Itu Pantun? Kenalan Dulu, Biar Sayang

Sebelum masuk ke cara membuatnya, kita perlu tahu dulu apa itu pantun. Secara singkat, pantun adalah salah satu jenis puisi lama dalam rumpun sastra Melayu yang sangat mengakar di budaya Indonesia. Keindahannya tidak hanya terletak pada kata-kata, tetapi juga pada kemampuannya menyampaikan pesan baik itu nasihat, humor, maupun perasaan secara tersirat dan elegan.

Berbeda dengan puisi modern yang bebas, pantun terikat oleh aturan-aturan ketat. Aturan inilah yang menjadi cetak biru (blueprint) kita dalam menciptakannya.

Membedah Anatomi Pantun: Aturan Wajib yang Harus Dipatuhi

Untuk membuat pantun yang "baik dan benar" sesuai kaidah, ada empat aturan utama yang tidak boleh dilanggar. Anggap saja ini resep dasar sebuah pantun.

Aturan 1: Terdiri dari 4 Baris Setiap Bait

Ini adalah aturan paling dasar. Satu bait pantun yang lengkap selalu terdiri dari empat baris atau larik. Tidak kurang, tidak lebih.

Aturan 2: Mengenal Sampiran dan Isi

Inilah jiwa dari sebuah pantun. Keempat baris dalam pantun dibagi menjadi dua bagian:

  • Sampiran: Terletak di baris pertama dan kedua. Fungsi sampiran adalah sebagai pengantar atau pembuka jalan menuju pesan utama. Sampiran sering kali berupa gambaran alam atau fenomena sehari-hari yang tidak harus berhubungan langsung dengan isinya, namun berfungsi untuk menyiapkan rima dan irama.

  • Isi: Terletak di baris ketiga dan keempat. Bagian inilah yang mengandung makna, pesan, nasihat, atau candaan yang ingin disampaikan oleh pemantun. Ini adalah inti dari pantun.

Analogi sederhananya, sampiran adalah "ketukan di pintu", sedangkan isi adalah "orang yang berbicara setelah pintu dibuka".

Aturan 3: Memiliki Sajak Akhir A-B-A-B

Aturan ini sering dianggap paling sulit, padahal sebenarnya sangat logis. Sajak atau rima A-B-A-B berarti:

  • Bunyi akhir pada baris pertama (A) harus sama dengan bunyi akhir pada baris ketiga (A).

  • Bunyi akhir pada baris kedua (B) harus sama dengan bunyi akhir pada baris keempat (B).

Perhatikan contoh berikut:

Buah duku dari Palembang (-ang) -> Rima A Beli kain di Pasar Pagi (-gi) -> Rima B Janganlah kamu suka berbohong (-ong) -> Rima A Karena itu dibenci Ilahi (-hi) -> Rima B

Tunggu, contoh di atas salah! Bunyi -ang tidak sama dengan -ong, dan -gi tidak sama dengan -hi. Ini adalah kesalahan umum. Sajak yang benar harus memiliki kemiripan vokal di akhir.

Mari kita lihat contoh yang benar:

Jalan-jalan ke kota Blitar (A) Jangan lupa membeli sukun (B) Kalau ingin menjadi pintar (A) Belajarlah dengan tekun (B)

Lihat? Bunyi ar pada baris 1 dan 3, serta bunyi un pada baris 2 dan 4 menciptakan harmoni yang indah.

Aturan 4: Jumlah Suku Kata Ideal (8-12 per Baris)

Mengapa ada aturan suku kata? Tujuannya adalah agar pantun terdengar ritmis dan enak diucapkan. Jika terlalu pendek, terasa janggal. Jika terlalu panjang, akan terengah-engah saat membacanya.

Mari kita hitung suku kata pada contoh pantun pintar di atas:

  • Ja-lan-ja-lan-ke-ko-ta-Bli-tar (9 suku kata) -> Ideal!

  • Ja-ngan-lu-pa-mem-be-li-su-kun (9 suku kata) -> Ideal!

  • Ka-lau-i-ngin-men-ja-di-pin-tar (9 suku kata) -> Ideal!

  • Be-la-jar-lah-de-ngan-te-kun (8 suku kata) -> Ideal!

Langkah-Langkah Praktis Membuat Pantun (Metode "Isi Dulu")

Sekarang kita masuk ke bagian yang paling ditunggu. Cara termudah bagi pemula adalah dengan menentukan isinya terlebih dahulu.

Langkah 1: Tentukan Ide atau Pesan (Isinya Dulu!)

Pikirkan apa yang ingin Anda sampaikan. Nasihat untuk teman? Ungkapan rindu? Atau lelucon ringan? Menentukan isi terlebih dahulu akan membuat proses jauh lebih terarah.

Misalnya, ide Anda adalah: "Memberi nasihat agar tidak malas bekerja."

Langkah 2: Tulis Baris Ketiga dan Keempat

Ubahlah ide Anda menjadi dua baris kalimat yang menjadi Isi. Ingat, baris ke-3 adalah awal rima A, dan baris ke-4 adalah awal rima B.

  • Baris 3 (Isi A): Kalau malas duduk saja

  • Baris 4 (Isi B): Rezeki tak akan tiba

Sajak kita adalah -ja (A) dan -ba (B).

Langkah 3: Cari Rima dan Buat Sampiran

Sekarang, tugas kita adalah membuat dua baris Sampiran yang bunyi akhirnya cocok dengan isi yang sudah kita buat.

  • Untuk Baris 1 (Sampiran A): Kita butuh kalimat yang berakhiran -ja. Mari pikirkan kata yang berakhiran -ja. Misalnya: manja, sengaja, gaja. Kita coba pakai manja. Kalimatnya bisa: Pohon kelapa tumbuh manja

  • Untuk Baris 2 (Sampiran B): Kita butuh kalimat yang berakhiran -ba. Pikirkan kata yang berakhiran -ba. Misalnya: Toba, laba-laba, kelapa. Kita coba pakai laba-laba. Kalimatnya bisa: Di dahannya ada laba-laba

Langkah 4: Gabungkan dan Evaluasi

Satukan semua baris dan baca secara keseluruhan untuk merasakan iramanya. Jangan lupa periksa kembali semua aturan.

Pohon kelapa tumbuh manja (-ja) Di dahannya ada laba-laba (-ba) Kalau malas duduk saja (-ja) Rezeki tak akan tiba (-ba)

Mari kita cek:

  • 4 baris? Ya.

  • Ada sampiran dan isi? Ya.

  • Sajak A-B-A-B? Ya.

  • 8-12 suku kata per baris? Ya. (9, 10, 8, 8).

Selamat! Anda baru saja membuat sebuah pantun yang baik dan benar.

Contoh Pantun dan Pembedahannya

Untuk memantapkan pemahaman, mari kita bedah beberapa contoh lagi.

Contoh 1: Pantun Jenaka

Burung perkutut burung kutilang Kamu kentut tidak bilang-bilang

  • Analisis: Ini bukan pantun! Ini disebut karmina atau pantun kilat karena hanya terdiri dari dua baris. Pantun yang benar harus 4 baris.

Contoh 2: Pantun Nasihat (yang benar)

Bunga mawar baunya harum (A) Disukai oleh kumbang kelulut (B) Banyaklah engkau tersenyum (A) Jangan suka cemberut (B)

  • Struktur: Sampirannya adalah "Bunga mawar baunya harum / Disukai oleh kumbang kelulut". Isinya adalah "Banyaklah engkau tersenyum / Jangan suka cemberut".

  • Sajak: um (A) dan ut (B) sudah sesuai.

Kesimpulan: Latihan Adalah Kunci

Membuat pantun pada dasarnya adalah seperti menyelesaikan sebuah teka-teki yang menyenangkan. Dengan memahami empat aturan dasar 4 baris, sampiran-isi, sajak A-B-A-B, dan 8-12 suku kata—Anda sudah memegang kunci utamanya. Metode "membuat isi dulu, baru sampiran" adalah strategi jitu yang akan sangat membantu Anda di awal.

Kini giliran Anda untuk mencoba. Buka catatan Anda, pikirkan sebuah ide, dan mulailah merangkai kata. Jangan takut salah, karena setiap penyair besar pun memulai dari bait pertamanya. Teruslah berlatih, dan Anda akan terkejut betapa menyenangkannya melestarikan budaya lewat kata.

Kayu dibelah jadi papan, Dibuat meja oleh perajin. Pantun telah ada di hadapan, Sekarang ayo coba yang lain!

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0