15 Pantun Penutup Pidato Lomba yang Berkesan dan Sopan
Tinggalkan kesan terakhir yang kuat! Ini 15 pantun penutup pidato lomba yang sopan & berkesan untuk memukau juri dan audiens.

Pembukaan yang memukau adalah separuh kemenangan, tetapi penutupan yang berkesan adalah segalanya. Dalam sebuah pidato atau presentasi lomba, kesan terakhir yang Anda tinggalkan pada dewan juri dan audiens akan menjadi hal yang paling mereka ingat. Banyak peserta yang sudah tampil luar biasa, namun menutup penampilan mereka hanya dengan kalimat "sekian dan terima kasih" yang terasa hambar dan terburu-buru.
Padahal, momen penutupan adalah kesempatan emas untuk mengunci perhatian, menunjukkan kerendahan hati, dan meninggalkan jejak yang mendalam. Salah satu cara paling elegan dan berbudaya untuk melakukannya adalah dengan sebuah pantun penutup pidato yang dirangkai dengan baik.
Sebuah pantun penutup lomba yang tepat tidak hanya berfungsi sebagai salam perpisahan, tetapi juga sebagai rangkuman sikap, harapan, dan rasa terima kasih Anda. Artikel ini akan menyajikan 15 contoh pantun penutup yang bisa Anda gunakan untuk mengakhiri pidato lomba dengan cara yang sopan, profesional, dan pastinya tak terlupakan.
Mengapa Penutupan Pidato Lomba Sangat Krusial?
Sebelum melihat contoh-contohnya, penting untuk memahami kekuatan di balik sebuah penutupan yang matang. Dalam psikologi, ini dikenal sebagai recency effect, di mana seseorang cenderung lebih mengingat informasi yang terakhir mereka terima.
-
Meninggalkan Kesan yang Melekat: Penutupan yang kuat akan menjadi "cap" terakhir dari penampilan Anda di benak juri. Pantun yang unik akan membuat Anda lebih menonjol dibandingkan peserta lain.
-
Menunjukkan Kesopanan dan Kerendahan Hati: Mengakhiri pidato dengan pantun yang berisi permohonan maaf atas kekurangan adalah cerminan dari sikap yang bijaksana dan tidak sombong, sebuah nilai yang sering kali dihargai oleh dewan juri.
-
Menegaskan Kembali Profesionalisme: Penutupan yang terstruktur menunjukkan bahwa Anda telah mempersiapkan penampilan dari awal hingga akhir. Ini membuktikan bahwa Anda adalah komunikator yang andal dan tidak meremehkan setiap detail.
-
Menciptakan Momen Emosional: Pantun yang tepat bisa membangkitkan rasa haru, semangat, atau bahkan senyum kecil. Koneksi emosional inilah yang sering kali menjadi pembeda antara penampilan yang baik dan penampilan yang juara.
Kumpulan Pantun Penutup Pidato untuk Berbagai Situasi
Berikut adalah 15 pantun penutup pidato yang dikategorikan berdasarkan tujuannya, agar Anda bisa memilih yang paling sesuai dengan pesan yang ingin Anda sampaikan.
Kategori 1: Pantun Penutup Klasik dan Penuh Rasa Hormat
Pantun ini bersifat umum, sopan, dan cocok untuk hampir semua jenis lomba, dari yang formal hingga semi-formal.
-
Bunga dedap di atas para,
Anak dusun pasang pelita.
Jika ada salah kata dalam bicara,
Jari sepuluh saya susun meminta maaf jua.
(Konteks: Pantun klasik yang sangat sopan untuk meminta maaf atas segala kekurangan selama presentasi). -
Pohon kelapa tumbuh berjajar,
Tumbuh tinggi hingga ke awan.
Saya hanya insan yang masih belajar,
Mohon maaf atas segala kekhilafan.
(Konteks: Menunjukkan kerendahan hati dengan mengakui diri sebagai pembelajar). -
Terbang tinggi si burung dara,
Hinggap sebentar di dahan cemara.
Pidato saya akhiri sampai di sini,
Semoga bermanfaat untuk kita semua.
(Konteks: Penutup standar yang ringkas, sopan, dan mengandung harapan baik).
Kategori 2: Pantun Permohonan Maaf yang Tulus
Fokus utama kategori ini adalah meminta maaf, sebuah tradisi penutup pidato yang sangat umum dan dihargai dalam budaya Indonesia.
-
Kalau ada sumur di ladang,
Bolehlah kita menumpang mandi.
Kalau ada umurku panjang,
Bolehlah kita berjumpa lagi.
Jika ada jarum yang patah,
Jangan disimpan di dalam peti.
Jika ada kata yang salah,
Jangan disimpan di dalam hati.
(Konteks: Pantun 8 baris yang sangat populer dan lengkap, berisi harapan dan permohonan maaf). -
Anak nelayan menangkap ikan,
Perahu berlayar menuju lautan.
Demikian materi yang bisa saya sampaikan,
Salah dan khilaf mohon dimaafkan.
(Konteks: Pantun singkat dan langsung pada intinya untuk meminta maaf). -
Gunung tinggi banyak batunya,
Sungai dalam banyak ikannya.
Manusia tak ada yang sempurna,
Mohon maaf jika ada salahnya.
(Konteks: Menggunakan perumpamaan alam untuk menyampaikan bahwa kesalahan adalah hal yang manusiawi).
Kategori 3: Pantun yang Mengandung Harapan dan Doa
Pantun ini cocok untuk meninggalkan kesan positif dengan menyisipkan harapan baik untuk audiens dan juri setelah pidato selesai.
-
Beli kain di Pekanbaru,
Kain bagus aneka warna.
Semoga materi ini membawa ilmu baru,
Dan dapat menjadi inspirasi bagi semua.
(Konteks: Cocok untuk lomba presentasi ilmiah atau pidato inspiratif). -
Dari mana datangnya lintah,
Dari sawah turun ke kali.
Dari mana datangnya perintah,
Dari mata turun ke hati.
Semoga juri sehat sentosa,
Agar adil dalam menilai nanti.
(Konteks: Sebuah doa dan pujian terselubung yang cerdas untuk para juri). -
Malam hari menyalakan lilin,
Terangnya sampai ke seluruh penjuru.
Terima kasih atas perhatian hadirin,
Semoga kita semua sehat selalu.
(Konteks: Doa umum untuk kesehatan semua yang hadir, menunjukkan kepedulian).
Kategori 4: Pantun yang Memotivasi dan Membakar Semangat
Gunakan pantun ini jika pidato Anda bertema kepemimpinan, motivasi, atau perjuangan, untuk meninggalkan audiens dengan perasaan bersemangat.
-
Bunga melati harum wanginya,
Jadi hiasan di atas kepala.
Teruslah berjuang wahai pemuda,
Untuk kemajuan bangsa dan negara.
(Konteks: Sangat cocok untuk lomba pidato kebangsaan atau acara kepemudaan). -
Anak ayam belajar berenang,
Induknya datang memberi pelampung.
Jangan takut untuk berjuang,
Karena sukses harus dijemput, bukan ditunggu.
(Konteks: Memberikan suntikan motivasi yang kuat di akhir pidato). -
Bakar ikan di atas bara,
Asapnya mengepul sampai terasa.
Pidato usai bukan berarti acara selesai,
Ini adalah awal dari aksi nyata kita semua.
(Konteks: Mengajak audiens untuk bertindak setelah mendengarkan pidato).
Kategori 5: Pantun Penutup yang Sedikit Jenaka
Pantun ini bertujuan untuk meninggalkan senyum di wajah audiens dan juri, membuatnya menjadi penutupan yang ringan dan mudah diingat.
-
Ikan sepat ikan gabus,
Makin cepat makin bagus.
Waktu habis, pidato pun putus,
Semoga nilainya nanti bagus.
(Konteks: Sedikit jenaka dan menyiratkan harapan untuk mendapatkan nilai yang baik). -
Jalan-jalan ke Surabaya,
Pulangnya membawa lumpia.
Cukup sekian dari saya,
Yang ngasih tepuk tangan, semoga kaya raya.
(Konteks: Interaktif dan lucu, bisa memancing tepuk tangan yang meriah). -
Makan siang pakai kerupuk,
Minumnya es teh selasih.
Saya lihat juri sudah mengantuk,
Cukup sekian dan terima kasih.
(Konteks: Pantun yang sedikit "berani" namun lucu, cocok jika suasana lomba sangat santai dan jurinya terlihat ramah).
Peran Dewan Juri dalam Penilaian
Mengakhiri pidato dengan baik memang ditujukan untuk semua audiens, namun kita tidak bisa memungkiri bahwa fokus utama dalam lomba adalah meyakinkan dewan juri. Mereka adalah penentu kemenangan. Oleh karena itu, memahami cara berkomunikasi yang baik dengan mereka adalah sebuah keharusan. Selain menggunakan pantun penutup umum, memiliki "senjata rahasia" bisa menjadi nilai tambah. Untuk itu, kami telah menyiapkan kumpulan pantun yang ditujukan khusus untuk dewan juri yang bisa Anda selipkan di tengah atau awal pidato Anda.
Kesimpulan
Jangan pernah meremehkan kekuatan sebuah penutupan. Sebuah pantun perpisahan lomba yang dipilih dengan cermat dapat mengubah pidato yang bagus menjadi pidato yang juara. Ia merangkum pesan, menunjukkan sopan santun, dan yang terpenting, membuat penampilan Anda melekat di benak para juri.
Pilihlah salah satu dari 15 contoh di atas yang paling sesuai dengan karakter dan isi pidato Anda. Sampaikan dengan tulus, dan biarkan kesan terakhir Anda menjadi yang terkuat. Semoga sukses, dan semoga penampilan Anda meninggalkan jejak yang tak terlupakan!
What's Your Reaction?






