8 Pantun Nasehat Bahasa Jawa, Sarat Petuah Bijak
Pantun, atau dalam bahasa Jawa disebut parikan, adalah bentuk puisi tradisional yang kaya akan makna dan nilai-nilai budaya. Nasehat yang disampaikan melalui pantun terasa lebih ringan, mudah diingat, dan menyentuh hati.

Bingung cari nasehat hidup yang nggak menggurui tapi tetep kena di hati? Atau lagi pengen belajar bahasa Jawa sambil meresapi makna kehidupan? Pas banget!
Seringkali, petuah bijak disampaikan dengan cara yang kaku dan membosankan. Nah, di artikel ini, kita bakal menyelami 8 pantun nasehat bahasa Jawa yang nggak cuma menghibur, tapi juga sarat dengan petuah bijak yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Siap? Yuk, langsung aja!
Mengapa Pantun Nasehat Bahasa Jawa Begitu Istimewa?
Pantun, atau dalam bahasa Jawa disebut parikan, adalah bentuk puisi tradisional yang kaya akan makna dan nilai-nilai budaya. Nasehat yang disampaikan melalui pantun terasa lebih ringan, mudah diingat, dan menyentuh hati.
Kenapa? Karena pantun menggunakan bahasa yang indah, rima yang menarik, dan seringkali dibumbui dengan humor. Jadi, nasehat nggak terasa seperti omelan, tapi lebih seperti obrolan santai dengan teman.
8 Pantun Nasehat Bahasa Jawa, Sarat Petuah Bijak
Berikut ini 8 contoh pantun nasehat bahasa Jawa yang bisa jadi inspirasi dan pedoman hidup:
1. Pentingnya Menjaga Lisan
Esuk-esuk ngombe jamu, Jamune digawe soko kunir. Yen ngomong ojo ngawur, Ben awake ora getun akhir.
Arti:
Pagi-pagi minum jamu, Jamu dibuat dari kunyit. Kalau bicara jangan ngawur, Biar diri tidak menyesal di akhir.
Makna: Pantun ini mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dalam berbicara. Ucapan yang sembarangan bisa menyakiti hati orang lain dan menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Pikirkan baik-baik sebelum berbicara, karena sekali terucap, kata-kata tidak bisa ditarik kembali.
2. Kesabaran adalah Kunci
Nang dalan ketemu ulo, Ulo nyokot ojo di pateni. Sabar iku mustiko, Kanggo ngadepi urip iki.
Arti:
Di jalan ketemu ular, Ular menggigit jangan dibunuh. Sabar itu mustika, Untuk menghadapi hidup ini.
Makna: Hidup penuh dengan tantangan dan cobaan. Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu bersabar dalam menghadapi setiap masalah. Kesabaran adalah kunci untuk melewati masa-masa sulit dan mencapai tujuan.
3. Hargai Waktu
Tuku bakso nang pinggir dalan, Bakso panas ojo di uyup. Wektu iku ojo di sia-sian, Kanggo ngibadah lan ngupoyo urip.
Arti:
Beli bakso di pinggir jalan, Bakso panas jangan diseruput. Waktu itu jangan disia-siakan, Untuk beribadah dan mencari nafkah.
Makna: Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga dan tidak bisa diulang. Pantun ini mengingatkan kita untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti beribadah, bekerja, dan belajar. Jangan tunda-tunda pekerjaan, karena waktu terus berjalan.
4. Pentingnya Ilmu Pengetahuan
Nang sawah nandur pari, Parine subur akeh woh e. Golek ilmu ojo lali, Kanggo sangu urip ing donyane.
Arti:
Di sawah menanam padi, Padinya subur banyak buahnya. Mencari ilmu jangan lupa, Untuk bekal hidup di dunia.
Makna: Ilmu pengetahuan adalah bekal penting untuk menjalani kehidupan di dunia. Dengan ilmu, kita bisa meraih cita-cita, memecahkan masalah, dan memberikan manfaat bagi orang lain. Jangan pernah berhenti belajar, karena ilmu pengetahuan terus berkembang.
5. Jaga Kerukunan
Mangan sego lawuh tempe, Tempe goreng enak rasane. Urip rukun karo kancane, Tentrem ayem urip ing donyane.
Arti:
Makan nasi lauk tempe, Tempe goreng enak rasanya. Hidup rukun dengan temannya, Tentram ayem hidup di dunia.
Makna: Hidup rukun dengan sesama adalah kunci untuk menciptakan kedamaian dan kebahagiaan. Pantun ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga hubungan baik dengan teman, keluarga, dan tetangga. Hindari perselisihan dan saling membantu dalam kebaikan.
6. Berbuat Baik Tanpa Pamrih
Mlaku-mlaku nang pasar Gede, Ketemu bakul dodol kembang. Yen nulung wong ojo ngarepke be, Ben uripmu tansah berkah.
Arti:
Jalan-jalan ke pasar Gede, Ketemu penjual jual bunga. Kalau menolong orang jangan mengharapkan balasan, Biar hidupmu selalu berkah.
Makna: Berbuat baik kepada orang lain adalah perbuatan mulia. Pantun ini mengajarkan kita untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Keikhlasan dalam berbuat baik akan mendatangkan keberkahan dalam hidup.
7. Jangan Mudah Terpengaruh
Numpak sepur mudik lebaran, Sepure banter tekan tujuan. Ojo gampang kegowo omongan, Pikir dhisik nganggo pikiran.
Arti:
Naik kereta mudik lebaran, Keretanya cepat sampai tujuan. Jangan mudah terbawa omongan, Pikir dulu pakai pikiran.
Makna: Di era informasi yang serba cepat ini, kita seringkali dibombardir dengan berbagai macam informasi. Pantun ini mengingatkan kita untuk tidak mudah percaya pada setiap informasi yang kita dengar. Pikirkan baik-baik, cari tahu kebenarannya, dan gunakan akal sehat sebelum mengambil keputusan.
8. Rendah Hati
Nang kali mancing iwak, Iwake gede oleh akeh. Yen sugih ojo ndadak sombong, Elinga urip iku ora suwe.
Arti:
Di sungai memancing ikan, Ikannya besar dapat banyak. Kalau kaya jangan mendadak sombong, Ingatlah hidup itu tidak lama.
Makna: Kesuksesan dan kekayaan adalah anugerah yang patut disyukuri. Pantun ini mengingatkan kita untuk tidak menjadi sombong ketika mencapai kesuksesan. Ingatlah bahwa hidup ini singkat, dan kesombongan hanya akan menjauhkan kita dari orang lain. Tetaplah rendah hati dan berbagi dengan sesama.
Memahami Lebih Dalam Makna Pantun Nasehat
Setiap pantun nasehat bahasa Jawa di atas memiliki makna yang mendalam dan relevan dengan kehidupan kita. Penting untuk tidak hanya membaca, tetapi juga merenungkan makna yang terkandung di dalamnya.
Coba pikirkan bagaimana nasehat tersebut bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apakah ada situasi di mana Anda bisa mempraktikkan kesabaran, menghargai waktu, atau berbuat baik tanpa pamrih?
Kesimpulan
Pantun nasehat bahasa Jawa bukan hanya sekadar rangkaian kata-kata indah. Lebih dari itu, pantun adalah warisan budaya yang sarat dengan petuah bijak yang relevan dengan kehidupan modern.
Dengan memahami dan meresapi makna pantun, kita bisa belajar banyak tentang nilai-nilai luhur, etika, dan moral yang bisa membimbing kita dalam menjalani kehidupan yang lebih baik. Jadi, mari kita lestarikan dan terus menggali kearifan lokal yang terkandung dalam pantun nasehat bahasa Jawa.
Apakah Anda punya pengalaman menarik terkait dengan pantun nasehat bahasa Jawa? Atau mungkin Anda punya pantun favorit yang ingin Anda bagikan? Yuk, berbagi di kolom komentar!
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa itu pantun dalam bahasa Jawa?
Pantun dalam bahasa Jawa disebut parikan. Sama seperti pantun pada umumnya, parikan terdiri dari empat baris, dengan rima a-b-a-b. Parikan sering digunakan untuk menyampaikan nasehat, sindiran, atau sekadar hiburan.
2. Mengapa pantun nasehat bahasa Jawa terasa lebih efektif?
Pantun nasehat bahasa Jawa terasa lebih efektif karena menggunakan bahasa yang indah, rima yang menarik, dan seringkali dibumbui dengan humor. Hal ini membuat nasehat terasa lebih ringan, mudah diingat, dan menyentuh hati.
3. Di mana saya bisa menemukan lebih banyak contoh pantun nasehat bahasa Jawa?
Anda bisa menemukan lebih banyak contoh pantun nasehat bahasa Jawa di berbagai sumber, seperti buku-buku sastra Jawa, website budaya Jawa, atau melalui obrolan dengan orang-orang yang fasih berbahasa Jawa. Selain itu, banyak juga video di YouTube yang membahas tentang pantun nasehat bahasa Jawa.
What's Your Reaction?






